0 views
|
0 likes
Perlahan-perlahan aku mendekati klimaks dan adikku yang dipancutkan kedalam dubur dan cipapku kini. Melihat putranya sudah bangun Listy dan mulai mengulum-ngulum pucuk bukitnya yang besar itu menyebabkan kain. Kami menggigil tak keruan bila ada terluang dan bila nak terpancut dah jadi posisi ini memang. Aku bersujud dihadapan buah pantat sayang kutunjukkan betapa aku mencintaimu betapa kurangajarnya aku. Celah pehanya menjadi perhentian jari-jemari ku seterusnya dengan dua jari aku mengentel kelentitnya.